Dibelakang Kebanyakkan Setiap Ilmuwan Islam Yang Terkenal Adalah orang tua Yang Melatih Mereka Menghafal Al Quran Dari Umur anak anak Hingga Mereka Dapat Menghafal Al Quran Pada Umur 7 -10 Tahun Kemudian Barulah Ajarkan Dengan Ilmu Lain.
Sekiranya Kita Merujuk Kepada Kejayaan Ilmuan Islam Di Zaman Kegemilangan Islam Dahulu, Mayoritas Adalah Penghafal Al-Quran. Ini serupa Dengan Hadis Nabi S.A.W Yang Menggalakkan Agar Kita Mengajar Anak-Anak Membaca Al-Quran.
“Yang Paling Pokok Adalah Menghafal Al Quran,Kerana Ia Adalah Ilmu Terpenting, Bahkan Para Salaf Tidak Mengajarkan Al-Hadis Dan Fikih Kecuali Yang Telah Hafal Al Quran” (Imam Nawawi)
Ada berbagai pandangan dalam pendidikan awal anak anak bergantung kepada latar belakang orang tua tersebut dalam memilih kecenderungan pendidikan untuk anak mereka. Ada yang memilih untuk mendahulukan pengajaran ilmu dunia, contohnya belajar membaca bahasa yang dipilih. Perbedaannya, mengajar yang lain selain dari al Quran hanya berhenti pada ‘kenal dan baca’ tetapi tidak melatih untuk MENGHAFAL. Menghafal meningkatkan memori atau daya simpan dalam otak anak anak.
Jika kita perhatikan hari pertama bayi dilahirkan, mereka disambut dengan azan dan iqamat. Allah telah memberi pengajaran kepada kita bahawa bayi boleh diajar dengan memperdengarkan apa yang kita mau ajarkan kepadanya. Maka adalah sebaiknya bayi yang baru dilahirkan, selalu diperdengarkan dengan ayat alQuran. Inilah cara mengenalkan pendidikan alQuran pada bayi.
Mereka yang baru lahir adalah umpama disket kosong yang sedia untuk ditulis apa-apa pelajaran yang diberikan kepadanya. Menurut kajian Sains, otak anak anak sudah sangat bersedia untuk menerima apa-apa pelajaran sejak lahir. Otaknya pada waktu ini ibarat sponge yang amat mudah menyerap air jika diletakkan di air. Pada umur 2 tahun, kapasiti otak kanak-kanak sudah menyamai 80% otak dewasa.
Anak anak semuanya sama. Yang membuat mereka berbeda adalah Kualitas dan kuantitas didikan yang orang tua mereka berikan di waktu usia kritikal ini. Anak anak jika diberikan lebih awal, mampu mempunyai 3 kemahiran yaitu mengenal huruf, membaca dan menghafal alquran pada umur mulai 3 Tahun. Kemahiran yang diperolehi ini akan meningkatkan IQ otak mereka dan akan mempengaruhi daya berfikir dan daya menyerap pelajaran/ilmu, bila mereka dewasa nanti. Ia ibarat ‘BRAIN TRAINING’ yang akan menghasilkan daya konsentrasi, fokus, kreativiti dan kelajuan berfikir yang bermanfaat untuk jangka masa panjang.
Mengajar alQuran kepada bayi dan Anak anak adalah berbeda dari mengajar orang dewasa. Mengajar anak anak perlu lebih kreatif dengan memahami dunia anak anak yang perlu bermain. Sebagai contoh, bayi setahun lebih akan memaksa orang tua kreatif dalam mencuri perhatiannya untuk menyebut setiap flashcard yang ditunjukkan karena pada waktu ini mereka dalam peringkat suka menerka dan mula melakukan aktif pada aktifitasnya sendiri. Ini lebih terlihat pada anak lelaki berbanding perempuan.
Rasululullah pernah bersabda:
“Memberi ilmu ketika masih kecil, laksana melukis di atas batu!” (Riwayat Baihaqi dan Thabrani).
Sememangya ini telah dibuktikan dalam sains bahawa jalinan saraf neuron otak pada kanak kanak sangat aktif dimana pada 3 tahun pertama bayi, sejumlah 300 trillion sel penghubung diwujudkan di dalam otak dimana sebelumnya tiada.
Abu Hurairah R.A. Meriwayatkan Secara Marfu’ : “Siapa Yang Mempelajari Al Quran Ketika Masih Muda, Maka AlQuran Itu Menyatu Dengan Daging Dan Darahnya. Dan Siapa Yang Mempelajarinya Ketika Dewasa, Ilmu Itu Akan Lepas Darinya Dan Tidak Melekat Pada Dirinya, Maka Dia Mendapatkannya Pada Hal Dua Kali”. (Diriwayatkan Oleh Baihaqi, Dailam Dan Hakim)
Cara memelihara dan mengembangkan memori anak:
- Ajari anak untuk fokus dan perhatian pada pendidiknya
- Faktor makanan adalah penentu untuk terpelihara kemampuan memori itu bekerja (zat-zat adiktif yang terdapat dalam makanan, perlahan tapi pasti akan merusak daya ingat anak-anak)
- Memberi penjelasan pada anak-anak atas nilai-nilai yang terkandung dalam bacaan yang dihafalnya, maka memori akan bekerja lebih eksis
- Menghormati waktu bermain dan waktu istirahat anak
- Jauhkan unsur-unsur yang dapat mengancam psikologi anak-anak ; celaan dan tekanan
- Ciptakan motivasi-motivasi agar anak cenderung menyukai aktifitas menghafal
Waktu-waktu yang tepat untuk mengajarkan anak menghafal Al-Qur’an:
- Tidak mengantuk
- Tidak letih / kelelahan
- Tidak kekenyangan atau sebaliknya, tidak sedang kelaparan
- Tidak dalam keadaan capek belajar
- Tidak sedang bermain
- Tidak dalam keadaan sakit / bad mood
Yang perlu diperhatikan tentang bakat anak dalam menghafal:
- Kenali bakat anak-anak dan hargai minat mereka.
- Fahami keterbatasan daya ingat anak karena tiap anak itu beda kemampuannya
- Kenali anak-anak yang memiliki kesulitan dalam belajar dan berinteraksi
TEKNIS PENGAJARAN
1. Bayi ( 0-2 tahun )
- Bacakan Al-Qur’an dari surat Al-Fatihah
- Tiap hari 4 kali waktu ( pagi, siang, sore, malam )
- Tiap 1 waktu satu surat diulang 3x
- Setelah hari ke-5 ganti surat An-Nas dengan metode yang sama
- Tiap 1 waktu surat yang lain-lain diulang 1x
2. Di atas 2 tahun
- Metode sama dengan teknik pengajaran bayi. Jika kemampuan mengucapkan kurang, maka tambah waktu menghafalnya, misal dari 5 hari menjadi 7 hari.
- Sering dengarkan murottal.
3. Di atas 4 tahun
- Mulai atur konsentrasi dan waktu untuk menghafal serius
- Ajari muroja’ah sendiri
- Ajari mengahfal sendiri
- Selalu dimotivasi supaya semangat selalu terjaga
- Waktu menghafal 3-4x per hari
CARA MENJAGA HAFALAN
- Mengulang-ulang secara teratur
- Mendengarkan murottal
- Mentadabburi dan menghayati makna
- Menjauhi maksiat
sumber:http://hijabalila.net/